- Back to Home »
- Kumpulan Artikel Motivasi »
- Belajar Menikmati Kebahagiaan Hidup
Posted by : Baehaqi
Senin, 06 September 2010
Ada 5 hal yang bisa kita hindari, dimana kalau kita melakukan kita bisa setidaknya mendapat kebahagiaan hidup...
1. Berhenti berandai.
Anda berandai-andai, kalau setelah mencapai sesuatu anda akan bahagia. Anda baru merasa bahagia, setelah anda menjadi manager. Padahal setelah jadi manager, anda bertambah sibuk. Waktu pribadi anda berkurang.
“Saya akan bahagia, kalau jadi direktur”. Atau berlanjut, dirjen, menteri, presiden dan seterusnya. Anda terlalu obsesi, “bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”. Padahal yang terjadi, “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang entah kapan.”
Kebahagiaan anda letakkan di waktu yang jauh. Padahal, sebenarnya kebahagiaan itu sudah bisa anda nikmati sekarang. Sudah dekat, yakni di sini!
2. Mengejar kebahagiaan justru membuat tak bahagia.
Anda yakin bahwa anda akan bahagia bila semua keinginan anda terpenuhi. Padahal waktu memburu keinginan itu, anda menjadi tegang, cemas, frustasi, gelisah dan takut. Kalaupun keinginan anda terwujud, yang sering terjadi hanya membawa kesenangan dan kegembiraan sesaat. Itu tak sama dengan kebahagiaan.
3. Selalu membandingkan dengan orang lain.
Ini seperti kasus teman saya di atas. Melihat temannya bergaji lebih tinggi, dia tak mau kalah. Karena dia merasa sama bahkan mungkin lebih tinggi dari temannya. Padahal antara manusia satu dengan manusia lain, berbeda pula keadaannya. Dan yang kita lihat hanyalah ‘kulit luarnya’.
Kita tak tahu, apakah dengan gaji besar, dia menjadi makmur atau malah justru pengeluarannya lebih banyak. Kita tak tahu. Berhentilah membandingkan dengan orang lain.
4. Melihat pada apa yang tidak dimiliki.
Ini seperti pepatah kuno, “berharap elang di atas, burung punai di tangan dilepaskan”. Anda mungkin sudah memiliki pekerjaan yang mapan dan rumah yang layak. Tapi anda berusaha mengejar rumah yang lebih besar dan mewah, mobil yang lebih bagus dan bermerk, peralatan keren dan mahal dan sebegainya.
Pikiran anda dipenuhi keinginan benda-benda yang anda kira dapat membahagiakan. Padahal, anda tidak bahagia, karena lebih memusatkan perhatian pada segala hal yang tidak anda miliki. Dan bukannya pada apa yang anda miliki sekarang.
5. Ingin mengubah orang lain.
Anda percaya, anda dapat bahagia bila situasi dan orang-orang sekitar anda sesuai dengan keinginan anda. Anda tak bahagia karena pasangan, anak, tetangga, teman kantor, atasan bersikap tidak seperti yang anda inginkan.
Sadarilah, mengubah orang lain sangatlah sulit. Dan haknya mereka untuk bersikap demikian. Bukannya berarti anda boleh berhenti mengubah orang lain. Teruskanlah, anda berusaha mengubah orang lain.
Tapi jangan tempatkan kebahagiaan anda pada perubahan orang itu. Jangan biarkan lingkungan dan orang-orang di sekitar Anda membuat anda tak bahagia. Kalau anda tak dapat mengubah mereka, yang perlu anda ubah adalah diri anda sendiri. Paradigma anda.~M.Yusuf
1. Berhenti berandai.
Anda berandai-andai, kalau setelah mencapai sesuatu anda akan bahagia. Anda baru merasa bahagia, setelah anda menjadi manager. Padahal setelah jadi manager, anda bertambah sibuk. Waktu pribadi anda berkurang.
“Saya akan bahagia, kalau jadi direktur”. Atau berlanjut, dirjen, menteri, presiden dan seterusnya. Anda terlalu obsesi, “bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”. Padahal yang terjadi, “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang entah kapan.”
Kebahagiaan anda letakkan di waktu yang jauh. Padahal, sebenarnya kebahagiaan itu sudah bisa anda nikmati sekarang. Sudah dekat, yakni di sini!
2. Mengejar kebahagiaan justru membuat tak bahagia.
Anda yakin bahwa anda akan bahagia bila semua keinginan anda terpenuhi. Padahal waktu memburu keinginan itu, anda menjadi tegang, cemas, frustasi, gelisah dan takut. Kalaupun keinginan anda terwujud, yang sering terjadi hanya membawa kesenangan dan kegembiraan sesaat. Itu tak sama dengan kebahagiaan.
3. Selalu membandingkan dengan orang lain.
Ini seperti kasus teman saya di atas. Melihat temannya bergaji lebih tinggi, dia tak mau kalah. Karena dia merasa sama bahkan mungkin lebih tinggi dari temannya. Padahal antara manusia satu dengan manusia lain, berbeda pula keadaannya. Dan yang kita lihat hanyalah ‘kulit luarnya’.
Kita tak tahu, apakah dengan gaji besar, dia menjadi makmur atau malah justru pengeluarannya lebih banyak. Kita tak tahu. Berhentilah membandingkan dengan orang lain.
4. Melihat pada apa yang tidak dimiliki.
Ini seperti pepatah kuno, “berharap elang di atas, burung punai di tangan dilepaskan”. Anda mungkin sudah memiliki pekerjaan yang mapan dan rumah yang layak. Tapi anda berusaha mengejar rumah yang lebih besar dan mewah, mobil yang lebih bagus dan bermerk, peralatan keren dan mahal dan sebegainya.
Pikiran anda dipenuhi keinginan benda-benda yang anda kira dapat membahagiakan. Padahal, anda tidak bahagia, karena lebih memusatkan perhatian pada segala hal yang tidak anda miliki. Dan bukannya pada apa yang anda miliki sekarang.
5. Ingin mengubah orang lain.
Anda percaya, anda dapat bahagia bila situasi dan orang-orang sekitar anda sesuai dengan keinginan anda. Anda tak bahagia karena pasangan, anak, tetangga, teman kantor, atasan bersikap tidak seperti yang anda inginkan.
Sadarilah, mengubah orang lain sangatlah sulit. Dan haknya mereka untuk bersikap demikian. Bukannya berarti anda boleh berhenti mengubah orang lain. Teruskanlah, anda berusaha mengubah orang lain.
Tapi jangan tempatkan kebahagiaan anda pada perubahan orang itu. Jangan biarkan lingkungan dan orang-orang di sekitar Anda membuat anda tak bahagia. Kalau anda tak dapat mengubah mereka, yang perlu anda ubah adalah diri anda sendiri. Paradigma anda.~M.Yusuf
Trus bhgia tu kyak gimna ...??