Popular Post

Archive for Juli 2016

Contoh Pengecekan Sistem Pengapian

By : Baehaqi
DIAGNOSA
Keadaan
kemungkinan penyebab
perbaikan
Mesin Tidak Dapat Hidup
·   Tidak ada pengapian
·   Busi rusak
·   Rotor rusak atau celahnya tidak sesuai
·   Alternator rusak
·   Celah signal rotor tidak sesuai
·   Ignition coil rusak
·   Kabel busi tidak terpasang dengan baik
·   Fuse putus
·   Terdapat suara-suara tidak normal
·   Timing tidak tepat
·      Ganti busi
·      Ganti kabel busi
·      Ganti
·      Ganti
·      Setel
·      Ganti
·      Perbaiki!
·      Ganti dan perbaiki
·      Ganti
·      Setel

PERAWATAN
BUSI
            Merk                : Tipe panas (Standard)
            NGK               : BP6 ES
            Nippondenso   : W 20 EX-U
            Chamion          : N8 YC
            Celah busi       : 0.7-0.8 mm
1.      Lepaskan kabel busi dari busi, jangan menarik kabelnya tarik bagian tutupnya.

2.      Lepas busi dengan kunci busi
3.      Periksa busi seperti berikut:
a.    Kerusakan pada elektroda
b.    Endapan karbon
c.    Kerusakan pada insulator.
4.      Periksa celah busi dan sesuaikan dengan spesifikasi.
5.      Pasang busi dan kencangkan sesuai dengan spesifikasi.

IGNITION COIL
1.      Lepaskan kabel negatif ( - ) pada battery
2.      Lepaskan kabal coil dan sambungan-sanmbungan kabelnya yang lain
3.      Ukur resistance pada primary coil. Gunakan ohm meter ukur resistance antara terminal positif dan negatif. Tahanan coil (resistance) adalah 1.35 – 1.65 Ω
4.      Ukuran resistance pada secondary coil, digunakan ohm meter, ukur resistance antara terminal (+) dan terminal kabel busi (coil). Tahanan secondary caol adalah 1.35 – 1.65 Ω
5.      Lepaskan kabel negated pada battery dan sambungan kabel lainnya. Celah signal rotor adalah 0.2 – 0.4 mm
Periksa celah signal rotor bila perlu sesuaikan dengan spesifikasi.
1.    Lepaskan distributor cap dan rotor.
2.    Gunakan pengukur ketebalan untuk mengukur celah antara signal rotor dari generator

3.    Jika celah dluar spesifikasi maka setellah sebagai berikut:
Lepaskan distributor dan ignition, kendurkan ke 2 sekrup pengikat generator, gunakan obeng (-) untuk mengatur celah signal rotor, sesuaikan dengan spesifikasi.


Setelah memperoleh celah signal rotor yang sesuai kencangkan kembali k 2 sekrup dan pasang kembali igniter,rotor dan distributor cap.


TIMING
Firing order : 1-3-4-2
Untuk memeriksa dan menyetel gunakan timing light.
Memeriksa
1.      Hidupkan mesin hingga temperature normal.
2.      Setelah temperature mesin mencapai panas normal, periksa dan pastikan bahwa putaran idle mesin sesuai dengan spesifikasi, jika tidak sesuai sesuaikan segera.
3.      Pasang timing light pada kabel busi no 1 ( silinder no. 1)
4.      Dengan keadaan mesin masih hidup dan putaran idle sesuai dengan spesifikasi, arahkan timing light ke crankshaft pully dan perhatikan pada tanda-tanda timing harus sekitar 80.


MENYETEL atau SETTING
Jika timing diluar spesifikasi setel, sesuaikan dengan mengendurkan baut distributor flange dan putar distributor housing kea rah yang ditunjukan pada gambar.
Putar housing berlawanan arah jarum jam untuk memajukan vacuum dan kencangkan baut bila telah di peroleh timing yang tepat.



DISTRIBUTOR
Memeriksa sentrifugal advancer
Setelah distributor dlepas putar rotor searah jarum jam dan lepaskan kembali perhatikan apakah rotor kembali ke posisi semula dengan kekuatan spring.
Memeriksa vacuum advancer

Lepaskan distributor cap, lepaskan slang vacuum dari vacuum controller, pasang slang vacuum pump gauge ke controller, berikan kevacuuman sekitar (400 mm Hg) dan lepaskan. Perhatikan apakah generator base plate dan generator bergerak lembut, jika plat tidak bergerak lembut periksa plate atau vacuum controller.



MEMERIKSA GENERATOR
1.      Lepaskan kabel-kabel busi dari distributor cap
2.      Lepaskan distributor cap dan rotor.
3.      Periksa posisi signal rotor terhadap generator.
4.      Hubungkan volt meter antara terminal (-) ignition coil dan ground mesin, perhatikan voltage battery harus 12 volt.


5.      Masukan obeng(-) antara signal rotor dan generator pick up coil dan lepaskan kembali obenng, perhatikan jarum pada volt meter saat obeng (-) dimasukan antarasignal rotor dan generator pick up coil tidak reaksi, maka generator harus diganti.


Tag : ,

Pengenalan Ignition Coil dan Busi

By : Baehaqi

B. IGNITION COIL

Ignition Coil berfungsi menaikkan tegangan yang diterima dari baterai menjadi tegangan yang diperlukan untuk pengapian. Sebagai contoh Ignition Coil mengubah arus listrik 12V yang diterima baterai menjadi tegangan tinggi (10kv atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada celah busi. Pada Ignition coil kumparan primer dan sekunder digulung pada inti besi. Kumparan-kumparan ini akan menaikkan tegangan yang diterima dari baterai menjadi tegangan yang sangat tinggi melalui induksi elektromagnetik/ induki magnet listrik.
Konstruksi
Inti besi yang dikelilingi oleh kumparan terbuat dari baja silicon tipis yang digulung ketat. Kumparan sekunder terbuat dari kawat tembaga tipis (0,05-0,1mm) yang digulung 15.000-30.000 kali lilitan pada inti besi, sedangkan kumparan primer terbuat dari kawat tembaga yang relative tebal (0,5-1,0mm) yang digulung 150-300 kali lilitan mengelilingi sekunder.

C. DISTRIBUTOR
Fungsi distributor dapat dibagi dalam 4 bagian yang terdiri dari:
1. Bagian pemutus (arus)
Bagian ini terdiri dari:
a.Cam (nok)
Berfungsi membuka breaker point (platina) pada sudut crankshaft yang tepat untuk masing-masing silinder.
b. Breaker Point (platina)
Berfungsi memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi magnet listrik.
c. Capasitor/Condensor
Berfungsi menyerap loncatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada saat membuka dengan tujuan menaikkan tegangan coil sekunder.
2. Bagian Distributor
Bagian ini terdiri dari:
a. Rotor
Berfungsi membagikan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan oleh ignition coil ke tiap-tiap busi.
b. Distributor Cap
Berfungsi membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing-masing silinder.
3.Centrifugal Governor Advancer
Berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
4. Vacuum Advancer
Berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin.
3.2. Sistem pengapian transistor
a. Tipe semi-transistor
b. Tipe full-transistor
Pada system pengapian fully transistor signal generator dipasangkan sebagai pengganti cam dan breaker point pada distributor. Signal generator akan menghasilkan tegangan yang berguna untuk menyalakan transmitor-transistor di dalam igniter untuk memutuskan arus primer pada ignition coil.

D. KABEL TEGANGAN TINGGI
Kabel-kabel tegangan tinggi harus mampu mengalirkan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan di dalam ignition coil ke busi-busi melalui distributor tanpa adanya kebocoran. Oleh karena itu penghantar dibungkus dengan insulator karet yang tebal untuk mencegah terjadinya kebocoran arus listrik tegangan tinggi. Insulator karet kemudian dilapisi oleh pembungkus (sheath). Kabel resistive terbuat dari fiberglasas yang dipadu dengan karbon dan karet sintetis yabg digunakan sebagai core untuk memberikan peregangan yang cukup kuat untuk meredam bunyi pengapian pada radio.

E. BUSI


I. Konstruksi
Komponen utama busi yaitu:
1. Insulator Keramik
Berfungsi untuk memegang elektroda tengah dan berguna sebagai insulator antara elektroda tengah dan casing. Insulator terbuat dari porselen aluminium murni yang mempunyai daya tahan panas yang sangat baik, kekuatan dielektrik pada temperature tinggi dan penghantar panas.
2.Casing
Berfungsi untuk menyangga insulator keramik dan juga sebagai mounting besi terhadap mesin.
3. Elektroda Tengah
Terdiri dari beberapa komponen yaitu:
- Sumbu pucat (center shaft): mengalirkan arus dan meradiasikan panas yang ditimbulkan elektroda.
- Seal glas (kaca): membuat kerapatan antara center shaft dan insulator keramik dan mengikat antara center shaft dan elektroda tengah.
- Resistor: mengurangi suara pengapian untuk mengurangi gangguan frekwensi radio.
- Coppercore: merambatkan panas dari elektroda dan ujung insulator agar cepat radiasi/ dingin.
- Elektroda tengah: membangkitkan loncatan bunga api ke masa (elektroda masa).
4. Elektroda Masa
Elektroda masa dibuat sama dengan elektroda tengah. Alur U (U-groove), Alur V (V-groove) dan bentuk khusus dari elektroda yang lain dibuat dengan tujuan agar menaikkan kemampuan pengapian.

II. Nilai Panas Busi
Yang dimaksud adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Batas operasional terendah dari busi adalah self-cleaning temperature, sedangkan batas tertinggi adalah pre-ignition temperatute. Busi akan mempunyai kemampuan maksimum bila elektroda tengahnya mempunyai temperature antara 450ºC dan 950ºC

III. Busi Tipe Resistor
Gelombang electromagnet frekwensi yang tinggi yang ditimbulkan oleh loncatan pengapian menyebabkan terjadinya interfensi radio yang dipasang pada mobil tersebut, maupun radio-radio yang dipasangkan pada mobil lain dan peralatan telekomunikasi yang lain. Untuk mencegah hal tersebut, sebuah resistor dipasangkan pada elektroda tengah dekat dengan daerah loncatan api untuk memperlemah gelombang-gelombang electromagnet yang terjadi.

IV. Busi Dengan Elektroda Yang Menonjol
            Busi dengan ujung insulator yang menonjol keluar dari casing disebut dengan busi dengan elektroda yang menonjol. Karena busi tipe ini menonjol ke dalam ruang baker, maka kemungkinan pencahayaan terhadap molekul-molekul bensin di dalam campuran udara bahan baker akan bertambah, sehingga menyempurnakan kemampuan pengapian.

V. Busi Dengan Ujung Platina
Ujung elektroda tengah dan elektroda masa yang berhadapan ditutup dengan lapisan tipis platina untuk memperpanjang umur busi. Busi tipe ini dipasangkan pada mesin-mesin yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan emission control. Untuk membedakan busi ini dengan gusi biasa, busi dengan ujung platina mempunyai 5 buah garis biru tua pada insulatornya.



Tag : ,

Pengenalan Batterai ACCU

By : Baehaqi



A. BATERAI (ACCU) 
 Baterai adalah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai litrik ke sistem starter mesin, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Alat ini menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkannya bila diperlukan dan mensuplainya ke masing-masing system kelistrikan atau alat yang memerlukannya. Karena di dalam proses baterai kehilangan energi kimia, maka alternator mensuplainya kembali ke dalam baterai. Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia.

Pada  kendaraan secara umum baterai  berfungsi  sebagai sumber energi listrik pada kendaraan, namun bila kita amati lebih detail maka fungsi baterai adalah:
1)      Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris, penerangan, dsb.
2)      Saat starter untuk mengidupkan sistem starter
3)      Saat mesin hidup sebagai  stabiliser  suplai  listrik  pada kendaraan, dimana pada saat hidup energi listrik bersumber dari alternator.

Konstruksi
Di dalam baterai terdapat elektrolit asam sulfat, elektroda positif dan negative dalam bentuk plat yang terbuat dari timah, karena itu baterai sering disebut baterai timah. Baterai terdiri dari  beberapa komponen antara lain: Kotak baterai, terminal baterai, elektrolit baterai, lubang elektrolit baterai, tutup  baterai dan  sel  baterai. Dalam satu baterai terdiri dari beberapa sel baterai, tiap sel menghasilkan tegangan 2  - 2,2 V. Baterai 6 V terdiri dari 3 sel, dan baterai 12 V mempunyai 6 sel baterai yang dirangkai secara seri.
Tiap sel  baterai  mempunyai  lubang  untuk  mengisi elektrolit baterai, lubang tersebut ditutup dengan tutup baterai, pada tutup terdapat lubang ventilasi yang digunakan untuk mengalirkan uap dari elektrolit baterai. Tiap sel baterai terdapat plat positip, saparator dan plat negatip, plat positip berwarna coklat gelap (dark brown) dan plat negatip berwarna abu-abu metalik (metallic gray).


Gambar.  Konstruksi Baterai

Elektrolit Baterai
Elektrolit baterai merupakan campuran antara air suling (H2O) dengan asam sulfat (SO4), komposisi campuran adalah 64 %  H2O dan  dan  36  %  SO4.  Dari  campuran  tersebut  diperoleh  elektrolit baterai dengan berat jenis 1,270.

Gambar.  Komposisi elektrolit baterai

Kotak Baterai
Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai disebut kotak baterai. Ruangan didalamnya dibagi menjadi ruangan sesuai dengan jumlah selnya. Pada kotak baterai terdapat garis tanda upper level  dan lower level , sebagai indicator jumlah elektrolit.

Sumbat Ventilasi
Sumbat  ventilasi  ialah  tutup  untuk  lubang  pengisian elektrolit. Sumbat ini juga berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk  saat  pengisian)  dan  uap  asam  sulfat  di  dalam  baterai dengan cara membiarkan gas hidrogen keluar lewat lubang ventilasi, sedangkan uap asam sulfat mengembun pada tepian ventilasi dan menetes kembali ke bawah.


Gambar.  Kotak dan sumbat baterai

Reaksi Kimia pada Baterai
Baterai merupakan  pembangkitan  listrik secara  kimia. Listrik dibangkitkan akibat reaksi kimia antara plat positip,  elektrolit baterai dan plat negatip. Saat baterai dihubungkan dengan sumber listrik arus searah maka terjadi proses pengisian (charge). Proses tersebut secara kimia dapat dirumuskan sebagai berikut:
 Plat (+) + Elektrolit + Plat  (-)  Plat (+)  +  Elektrolit  +  Plat  (-)
 Pb SO4  + 2 H2O + PbSO 4                                    PbO2   + 2H2SO4  + Pb
   Saat sistem starter berfungsi maka energi listrik yang tersimpan di baterai akan mengalir ke beban, proses ini sering disebut proses pengosongan (discharge).  Proses pengosongan secara kimia dapat dirumuskan sebagai berikut:
Plat (+) + Elektrolit + Plat  (-)                             Plat (+)  +  Elektrolit  +  Plat  (-)
 Pb SO4  + 2H2SO4 + PbSO4                                  PbO2   + 2 H2O  + Pb
Dari reaksi kimia tersebut terdapat perbedaan elektrolit baterai saat kapasitas baterai penuh dan kosong, dimana saat baterai penuh elektroli terdiri  dari  2H2SO4,  sedangkan  saat  kosong  elektrolit batarai adalah 2H2O.



Gambar.  Proses pengisian dan pengosongan baterai
Rating Kapasitas Baterai
         Energi yang tersimpan dalam baterai harus cukup kuat untuk starter, untuk itu baterai harus terisi penuh. Kapasitas baterai menunjukkan jumlah listrik yang disimpan baterai yang dapat dilepaskan sebagai sumber listrik. Kapasitas baterai dipengaruhi oleh ukuran plat, jumlah plat, jumlah sel dan jumlah elektrolit baterai.  Terdapat 3 ukuran yang sering menunjukkan kapasitas baterai, yaitu:
1) Cranking Current  Ampere (CCA)
2) Reserve Capacity
3) Ampere Hour Capacity (AH)
1. Cranking Current  Ampere (CCA)
         Kapasitas baterai tergantung pada bahan plat yang bersinggungan dengan  larutan  elektrolit,  bukan  hanya  jumlah  plat tetapi besar ukuran (luas permukaan singgung) pada plat yang akan menentukan kapasitasnya. The Internasional standard memberikan nilai untuk capasitas  baterai  dengan  Reserve Capacity
         Kapasitas layanan  adalah  banyaknya waktu dalam menit pada baterai yang diisi penuh dapat memberikan arus sebesar 25 ampere pada 27 derajat  Celsius setelah sistim pengisian dilepas. Tegangan tidak boleh turun dibawah 1.75 volt per sel (10.5 volt total untuk baterai 12 volt).
2. Ampere Hour Capacity (AH)
            Kapasitas baterai adalah banyaknya arus pada baterai  yang diisi penuh  dapat  menyediakan arus selama 20 jam pada 27 derajat Celsius, tanpa penurunan  tegangan  tiap  sel  dibawah  1.75  volt. Sebagai   contoh:   Sebuah   Baterai   yang   secara terus  menerus mengalirkan 3 ampere untuk 20 jam dinilai memiliki 60 AH.
Rumus menentukan kapasitas baterai adalah:
3. AH = A (amper) x H (Jam)
JIS  mendefinisikan  kapasitas  baterai  sebagai  jumlah  listrik  yang dilepaskan  sampai  tegangan pengeluaran  akhir  menjadi 10,5 V dalam 5 jam. Sebagai contoh baterai dalam keadaan terisi penuh dikeluarkan muatannya secara terus menerus 10 A selama 5 jam sampai  mencapai  tegangan  pengeluaran  akhir  (10,5  V).  Maka kapasitas baterai ialah 50 AH (10 x 5 jam) 1 oC

Stiker Spesifikasi Baterai
               Baterai otomotif yang baru memiliki striker yang ditempelkan untuk memberikan informasi tentang spesifikasi baterai tersebut, salah satu model stiker baterai seperti tampak dibawah ini



Gambar.  Spesifikasi baterai
Pada stiker di gambar di atas menunjukkan nomer kode area yaitu N57. Baterai tersebut memiliki 11 plat per sel dengan nilai 380 Cold Cranking Ampere dan tegangan baterai yang dihasilkan adalah 12 volt.

Keselamatan Kerja Saat Menguji Baterai
Sebelum melaksanakan pengujian tersebut perlu diperhatikan masalah keselamatan kerja. Hal-hal tersebut antara lain:
  1. Baterai pada umumnya berukuran besar dan berisi larutan asam sulfat,  oleh  karena  itu   harus  hati-hati  jangan  sampai  cairan baterai mengenahi pakaian, kulit maupun kendaraan.
  2.  Saat melepas baterai untuk menguji baterai perlu diperhatikan keamanan awal yang diperlukan untuk menghindari pemakai atau kerusakan alat elektronik akibat pelepasan baterai.
  3. Gunakan alat pelindung atau alat pengaman, termasuk pemakaian alas kaki yang sesuai dan pelindung mata
  4. Putuslah hubungan kabel baterai pada saat andaakan memperbaiki   beberapa bagian  dari suatu   sistem   rangkaian kelistrikan.
  5. Lepas hubungan terminal baterai  ke ground  terlebih  dahulu, karena bila melepas terminal positip akan kemungkinan terjadi hubungan.

Gambar.  Pemutusan terminal ground baterai
  1. Ingatlah baterai mudah  menimbulkan  arus  energi  listrik  pada tenggang  tinggi, sehingga jam tangan logam perhiasan dan gelang sebaiknya tidak dikenakan pada saat anda bekerja dengan baterai.
  2. Gas yang keluar dari  bagian  atas  sel  baterai  selama  proses pengisisan dan pengosongan bersifat mudah meledak, jangan menyalakan korek atau merokok dekat lokasi pengisian baterai.
  3. Sebelum  menghubungkan  pengisian  baterai,  kedua  terminal baterai positif dan negatif harus dilepaskan dari sistem rangkaian elektronik.
  4. Pada saat melakukan  pengisian baterai,  anda  membutuhkan udara yang bersih dan ventilasi udara yang bebas dari bunga api atau kemungkinan terjadi kebakaran.
  5. Apabila baterai anda memiliki lubang ventilasi pengaman jangan buka tutup penyumbatnya ketika melakukan proses pengisian, bila baterai anda tidak memiliki lubang pengaman, bukalah tutup penyumbatnya  agar  gas  hodrogen  yang  dihasilkan  pada  saat proses  pengisian dapat keluar.
  6. Jangan melepas atau menghubungkan terminal baterai saat alat pengisian bekerja.ini akan menyebabkan munculnya bunga api dan  menyalakan/membakar  gas  hidrogen  yang  ada  dalam baterai.

Gambar.  Tanda peringatan dilakasi yang menagani baterai

  1. Jangan meniup baterai dengan aliran udara, compresor udara dapat membuka tutup sel dan menyebarkan larutan elektrolit ke tubuh anda.
  2. Untuk  mencegah  yang  aman,  jangan  salah  memasang  posisi terminal    baterai, ini akan membalik polarisasi dan mengakibatkan rusaknya alternator dan sistem elektronik yang mempergunakan semikonduktor.
  3. Untuk  pencegahan,  jangan  salah  memasang  posisi  terminal baterai, ini akan membalik polarisasi arus yang akan merusak alternator  dan  sistem  kelistrikan  yang  menggunakan  semi konduktor

Pertolongan Pertama
            Asam sulfat, merupakan bahan elektrolit aktif pada baterai, yang bersifat sangat korosif/merusak. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada  semua bahan  yang dikenainya. Ini  akan menyebabkan keracunan atau luka bakar yang serius bila terkena kulit, dapat juga mengebabkan  kebutaan  bila  mengenai  mata.  Bila  cairan  asam baterai mengenai kulit anda:
1.      Basuhlah kulit anda dengan air yang bersih
2.      Basuhlah berulang-ulang   kurang   lebih 5 menit,  ini akan melarutkan asam pada air tersebut.
3.      Bila  Cairan  asam  mengenai  mata  anda,  basuhlah  mata  anda dengan air berulang-ulang, dan segera pergi ke dokter.

Gambar.         Membersihkan asam yang mengenai mata

4.       Larutan elektrolit juga berbahaya pada cat kendaraan, pada kasus lain larutan elektrolit dapat menetesi cat, usaplah dengan air yang banyak.
Tag : ,

- Copyright © [Haqi Baehaqi] - Baehaqi - Powered by Blogger - Designed by Baehaqi Alanawa -