- Back to Home »
- Otomotif »
- Pengenalan Ignition Coil dan Busi
Posted by : Baehaqi
Minggu, 03 Juli 2016
B. IGNITION COIL
Ignition Coil berfungsi menaikkan tegangan yang diterima
dari baterai menjadi tegangan yang diperlukan untuk pengapian. Sebagai contoh
Ignition Coil mengubah arus listrik 12V yang diterima baterai menjadi tegangan
tinggi (10kv atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada
celah busi. Pada Ignition coil kumparan primer dan sekunder digulung pada inti
besi. Kumparan-kumparan ini akan menaikkan tegangan yang diterima dari baterai
menjadi tegangan yang sangat tinggi melalui induksi elektromagnetik/ induki
magnet listrik.
Konstruksi
Inti besi yang dikelilingi oleh kumparan terbuat dari
baja silicon tipis yang digulung ketat. Kumparan sekunder terbuat dari kawat
tembaga tipis (0,05-0,1mm) yang digulung 15.000-30.000 kali lilitan pada inti
besi, sedangkan kumparan primer terbuat dari kawat tembaga yang relative tebal
(0,5-1,0mm) yang digulung 150-300 kali lilitan mengelilingi sekunder.
C. DISTRIBUTOR
Fungsi distributor dapat dibagi dalam 4 bagian yang terdiri dari:
1. Bagian pemutus (arus)
Bagian ini terdiri dari:
a.Cam (nok)
Berfungsi membuka breaker point (platina) pada sudut crankshaft yang
tepat untuk masing-masing silinder.
b. Breaker Point (platina)
Berfungsi memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan
primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada
kumparan sekunder dengan cara induksi magnet listrik.
c. Capasitor/Condensor
Berfungsi menyerap loncatan bunga api yang terjadi antara breaker
point pada saat membuka dengan tujuan menaikkan tegangan coil sekunder.
2. Bagian Distributor
Bagian ini terdiri dari:
a. Rotor
Berfungsi membagikan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan
oleh ignition coil ke tiap-tiap busi.
b. Distributor Cap
Berfungsi membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke
kabel tegangan tinggi untuk masing-masing silinder.
3.Centrifugal Governor
Advancer
Berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
4. Vacuum Advancer
Berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin.
3.2. Sistem pengapian transistor
a. Tipe semi-transistor
b. Tipe full-transistor
Pada system pengapian fully transistor signal generator dipasangkan
sebagai pengganti cam dan breaker point pada distributor. Signal generator akan
menghasilkan tegangan yang berguna untuk menyalakan transmitor-transistor di
dalam igniter untuk memutuskan arus primer pada ignition coil.
D. KABEL TEGANGAN TINGGI
Kabel-kabel tegangan tinggi harus mampu mengalirkan arus
listrik tegangan tinggi yang dihasilkan di dalam ignition coil ke busi-busi
melalui distributor tanpa adanya kebocoran. Oleh karena itu penghantar
dibungkus dengan insulator karet yang tebal untuk mencegah terjadinya kebocoran
arus listrik tegangan tinggi. Insulator karet kemudian dilapisi oleh pembungkus
(sheath). Kabel resistive terbuat dari fiberglasas yang dipadu dengan karbon
dan karet sintetis yabg digunakan sebagai core untuk memberikan peregangan yang
cukup kuat untuk meredam bunyi pengapian pada radio.
E. BUSI
I. Konstruksi
Komponen utama busi yaitu:
1. Insulator Keramik
Berfungsi untuk memegang elektroda tengah dan berguna
sebagai insulator antara elektroda tengah dan casing. Insulator terbuat dari
porselen aluminium murni yang mempunyai daya tahan panas yang sangat baik,
kekuatan dielektrik pada temperature tinggi dan penghantar panas.
2.Casing
Berfungsi untuk menyangga insulator keramik dan juga sebagai
mounting besi terhadap mesin.
3. Elektroda Tengah
Terdiri dari beberapa komponen yaitu:
- Sumbu pucat (center shaft): mengalirkan arus dan meradiasikan
panas yang ditimbulkan elektroda.
- Seal glas (kaca): membuat kerapatan antara center shaft dan
insulator keramik dan mengikat antara center shaft dan elektroda tengah.
- Resistor: mengurangi suara pengapian untuk mengurangi gangguan
frekwensi radio.
- Coppercore: merambatkan panas dari elektroda dan ujung insulator
agar cepat radiasi/ dingin.
- Elektroda tengah: membangkitkan loncatan bunga api ke masa
(elektroda masa).
4. Elektroda Masa
Elektroda masa dibuat sama dengan elektroda tengah. Alur
U (U-groove), Alur V (V-groove) dan bentuk khusus dari elektroda yang lain
dibuat dengan tujuan agar menaikkan kemampuan pengapian.
II. Nilai Panas Busi
Yang dimaksud adalah kemampuan meradiasikan sejumlah
panas oleh busi. Batas operasional terendah dari busi adalah self-cleaning
temperature, sedangkan batas tertinggi adalah pre-ignition temperatute. Busi
akan mempunyai kemampuan maksimum bila elektroda tengahnya mempunyai
temperature antara 450ºC dan 950ºC
III. Busi Tipe Resistor
Gelombang electromagnet frekwensi yang tinggi yang
ditimbulkan oleh loncatan pengapian menyebabkan terjadinya interfensi radio
yang dipasang pada mobil tersebut, maupun radio-radio yang dipasangkan pada
mobil lain dan peralatan telekomunikasi yang lain. Untuk mencegah hal tersebut,
sebuah resistor dipasangkan pada elektroda tengah dekat dengan daerah loncatan
api untuk memperlemah gelombang-gelombang electromagnet yang terjadi.
IV. Busi Dengan Elektroda
Yang Menonjol
Busi dengan ujung insulator yang menonjol keluar dari casing disebut
dengan busi dengan elektroda yang menonjol. Karena busi tipe ini menonjol ke
dalam ruang baker, maka kemungkinan pencahayaan terhadap molekul-molekul bensin
di dalam campuran udara bahan baker akan bertambah, sehingga menyempurnakan
kemampuan pengapian.
V. Busi Dengan Ujung
Platina
Ujung elektroda tengah dan elektroda masa yang
berhadapan ditutup dengan lapisan tipis platina untuk memperpanjang umur busi.
Busi tipe ini dipasangkan pada mesin-mesin yang dilengkapi dengan
peralatan-peralatan emission control. Untuk membedakan busi ini dengan gusi
biasa, busi dengan ujung platina mempunyai 5 buah garis biru tua pada
insulatornya.
Posting Komentar