Archive for 2016
Pemeriksaan dan Pengujian Sistim Pengapian
By : BaehaqiTag :
Otomotif,
Contoh Pengecekan Sistem Pengapian
By : Baehaqi
DIAGNOSA
Keadaan
|
kemungkinan
penyebab
|
perbaikan
|
Mesin Tidak Dapat Hidup
|
· Tidak ada pengapian
· Busi rusak
· Rotor rusak atau celahnya tidak sesuai
· Alternator rusak
· Celah signal rotor tidak sesuai
· Ignition coil rusak
· Kabel busi tidak terpasang dengan baik
· Fuse putus
· Terdapat suara-suara tidak normal
· Timing tidak tepat
|
·
Ganti busi
·
Ganti kabel busi
·
Ganti
·
Ganti
·
Setel
·
Ganti
·
Perbaiki!
·
Ganti dan
perbaiki
·
Ganti
·
Setel
|
PERAWATAN
BUSI
Merk :
Tipe panas (Standard)
NGK :
BP6 ES
Nippondenso : W 20 EX-U
Chamion : N8 YC
Celah busi : 0.7-0.8 mm
1.
Lepaskan kabel
busi dari busi, jangan menarik kabelnya tarik bagian tutupnya.
2.
Lepas busi dengan
kunci busi
3.
Periksa busi
seperti berikut:
a.
Kerusakan pada
elektroda
b.
Endapan karbon
c.
Kerusakan pada
insulator.
4.
Periksa celah busi
dan sesuaikan dengan spesifikasi.
5.
Pasang busi dan
kencangkan sesuai dengan spesifikasi.
IGNITION COIL
1.
Lepaskan kabel
negatif ( - ) pada battery
2.
Lepaskan kabal
coil dan sambungan-sanmbungan kabelnya yang lain
3.
Ukur resistance
pada primary coil. Gunakan ohm meter ukur resistance antara terminal positif
dan negatif. Tahanan coil (resistance) adalah 1.35 – 1.65 Ω
4.
Ukuran resistance pada secondary coil, digunakan ohm
meter, ukur resistance antara terminal (+) dan terminal kabel busi (coil).
Tahanan secondary caol adalah 1.35 – 1.65 Ω
5.
Lepaskan kabel negated pada battery dan sambungan
kabel lainnya. Celah signal rotor adalah 0.2 – 0.4 mm
Periksa
celah signal rotor bila perlu sesuaikan dengan spesifikasi.
1. Lepaskan
distributor cap dan rotor.
2. Gunakan pengukur
ketebalan untuk mengukur celah antara signal rotor dari generator
3. Jika celah dluar
spesifikasi maka setellah sebagai berikut:
Lepaskan distributor dan ignition, kendurkan ke 2
sekrup pengikat generator, gunakan obeng (-) untuk mengatur celah signal rotor,
sesuaikan dengan spesifikasi.
Setelah memperoleh celah signal rotor yang sesuai
kencangkan kembali k 2 sekrup dan pasang kembali igniter,rotor dan distributor
cap.
TIMING
Firing order :
1-3-4-2
Untuk memeriksa
dan menyetel gunakan timing light.
Memeriksa
1. Hidupkan mesin
hingga temperature normal.
2. Setelah
temperature mesin mencapai panas normal, periksa dan pastikan bahwa putaran
idle mesin sesuai dengan spesifikasi, jika tidak sesuai sesuaikan segera.
3. Pasang timing
light pada kabel busi no 1 ( silinder no. 1)
4. Dengan keadaan
mesin masih hidup dan putaran idle sesuai dengan spesifikasi, arahkan timing
light ke crankshaft pully dan perhatikan pada tanda-tanda timing harus sekitar
80.
MENYETEL atau SETTING
Jika
timing diluar spesifikasi setel, sesuaikan dengan mengendurkan baut distributor
flange dan putar distributor housing kea rah yang ditunjukan pada gambar.
Putar
housing berlawanan arah jarum jam untuk memajukan vacuum dan kencangkan baut
bila telah di peroleh timing yang tepat.
DISTRIBUTOR
Memeriksa
sentrifugal advancer
Setelah
distributor dlepas putar rotor searah jarum jam dan lepaskan kembali perhatikan
apakah rotor kembali ke posisi semula dengan kekuatan spring.
Memeriksa vacuum
advancer
Lepaskan
distributor cap, lepaskan slang vacuum dari vacuum controller, pasang slang
vacuum pump gauge ke controller, berikan kevacuuman sekitar (400 mm Hg) dan
lepaskan. Perhatikan apakah generator base plate dan generator bergerak lembut,
jika plat tidak bergerak lembut periksa plate atau vacuum controller.
MEMERIKSA GENERATOR
1. Lepaskan
kabel-kabel busi dari distributor cap
2. Lepaskan
distributor cap dan rotor.
4. Hubungkan volt
meter antara terminal (-) ignition coil dan ground mesin, perhatikan voltage
battery harus 12 volt.
5. Masukan obeng(-)
antara signal rotor dan generator pick up coil dan lepaskan kembali obenng,
perhatikan jarum pada volt meter saat obeng (-) dimasukan antarasignal rotor
dan generator pick up coil tidak reaksi, maka generator harus diganti.
Tag :
Otomotif,
Pengenalan Ignition Coil dan Busi
By : Baehaqi
B. IGNITION COIL
Ignition Coil berfungsi menaikkan tegangan yang diterima
dari baterai menjadi tegangan yang diperlukan untuk pengapian. Sebagai contoh
Ignition Coil mengubah arus listrik 12V yang diterima baterai menjadi tegangan
tinggi (10kv atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada
celah busi. Pada Ignition coil kumparan primer dan sekunder digulung pada inti
besi. Kumparan-kumparan ini akan menaikkan tegangan yang diterima dari baterai
menjadi tegangan yang sangat tinggi melalui induksi elektromagnetik/ induki
magnet listrik.
Konstruksi
Inti besi yang dikelilingi oleh kumparan terbuat dari
baja silicon tipis yang digulung ketat. Kumparan sekunder terbuat dari kawat
tembaga tipis (0,05-0,1mm) yang digulung 15.000-30.000 kali lilitan pada inti
besi, sedangkan kumparan primer terbuat dari kawat tembaga yang relative tebal
(0,5-1,0mm) yang digulung 150-300 kali lilitan mengelilingi sekunder.
C. DISTRIBUTOR
Fungsi distributor dapat dibagi dalam 4 bagian yang terdiri dari:
1. Bagian pemutus (arus)
Bagian ini terdiri dari:
a.Cam (nok)
Berfungsi membuka breaker point (platina) pada sudut crankshaft yang
tepat untuk masing-masing silinder.
b. Breaker Point (platina)
Berfungsi memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan
primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada
kumparan sekunder dengan cara induksi magnet listrik.
c. Capasitor/Condensor
Berfungsi menyerap loncatan bunga api yang terjadi antara breaker
point pada saat membuka dengan tujuan menaikkan tegangan coil sekunder.
2. Bagian Distributor
Bagian ini terdiri dari:
a. Rotor
Berfungsi membagikan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan
oleh ignition coil ke tiap-tiap busi.
b. Distributor Cap
Berfungsi membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke
kabel tegangan tinggi untuk masing-masing silinder.
3.Centrifugal Governor
Advancer
Berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
4. Vacuum Advancer
Berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin.
3.2. Sistem pengapian transistor
a. Tipe semi-transistor
b. Tipe full-transistor
Pada system pengapian fully transistor signal generator dipasangkan
sebagai pengganti cam dan breaker point pada distributor. Signal generator akan
menghasilkan tegangan yang berguna untuk menyalakan transmitor-transistor di
dalam igniter untuk memutuskan arus primer pada ignition coil.
D. KABEL TEGANGAN TINGGI
Kabel-kabel tegangan tinggi harus mampu mengalirkan arus
listrik tegangan tinggi yang dihasilkan di dalam ignition coil ke busi-busi
melalui distributor tanpa adanya kebocoran. Oleh karena itu penghantar
dibungkus dengan insulator karet yang tebal untuk mencegah terjadinya kebocoran
arus listrik tegangan tinggi. Insulator karet kemudian dilapisi oleh pembungkus
(sheath). Kabel resistive terbuat dari fiberglasas yang dipadu dengan karbon
dan karet sintetis yabg digunakan sebagai core untuk memberikan peregangan yang
cukup kuat untuk meredam bunyi pengapian pada radio.
E. BUSI
I. Konstruksi
Komponen utama busi yaitu:
1. Insulator Keramik
Berfungsi untuk memegang elektroda tengah dan berguna
sebagai insulator antara elektroda tengah dan casing. Insulator terbuat dari
porselen aluminium murni yang mempunyai daya tahan panas yang sangat baik,
kekuatan dielektrik pada temperature tinggi dan penghantar panas.
2.Casing
Berfungsi untuk menyangga insulator keramik dan juga sebagai
mounting besi terhadap mesin.
3. Elektroda Tengah
Terdiri dari beberapa komponen yaitu:
- Sumbu pucat (center shaft): mengalirkan arus dan meradiasikan
panas yang ditimbulkan elektroda.
- Seal glas (kaca): membuat kerapatan antara center shaft dan
insulator keramik dan mengikat antara center shaft dan elektroda tengah.
- Resistor: mengurangi suara pengapian untuk mengurangi gangguan
frekwensi radio.
- Coppercore: merambatkan panas dari elektroda dan ujung insulator
agar cepat radiasi/ dingin.
- Elektroda tengah: membangkitkan loncatan bunga api ke masa
(elektroda masa).
4. Elektroda Masa
Elektroda masa dibuat sama dengan elektroda tengah. Alur
U (U-groove), Alur V (V-groove) dan bentuk khusus dari elektroda yang lain
dibuat dengan tujuan agar menaikkan kemampuan pengapian.
II. Nilai Panas Busi
Yang dimaksud adalah kemampuan meradiasikan sejumlah
panas oleh busi. Batas operasional terendah dari busi adalah self-cleaning
temperature, sedangkan batas tertinggi adalah pre-ignition temperatute. Busi
akan mempunyai kemampuan maksimum bila elektroda tengahnya mempunyai
temperature antara 450ºC dan 950ºC
III. Busi Tipe Resistor
Gelombang electromagnet frekwensi yang tinggi yang
ditimbulkan oleh loncatan pengapian menyebabkan terjadinya interfensi radio
yang dipasang pada mobil tersebut, maupun radio-radio yang dipasangkan pada
mobil lain dan peralatan telekomunikasi yang lain. Untuk mencegah hal tersebut,
sebuah resistor dipasangkan pada elektroda tengah dekat dengan daerah loncatan
api untuk memperlemah gelombang-gelombang electromagnet yang terjadi.
IV. Busi Dengan Elektroda
Yang Menonjol
Busi dengan ujung insulator yang menonjol keluar dari casing disebut
dengan busi dengan elektroda yang menonjol. Karena busi tipe ini menonjol ke
dalam ruang baker, maka kemungkinan pencahayaan terhadap molekul-molekul bensin
di dalam campuran udara bahan baker akan bertambah, sehingga menyempurnakan
kemampuan pengapian.
V. Busi Dengan Ujung
Platina
Ujung elektroda tengah dan elektroda masa yang
berhadapan ditutup dengan lapisan tipis platina untuk memperpanjang umur busi.
Busi tipe ini dipasangkan pada mesin-mesin yang dilengkapi dengan
peralatan-peralatan emission control. Untuk membedakan busi ini dengan gusi
biasa, busi dengan ujung platina mempunyai 5 buah garis biru tua pada
insulatornya.
Tag :
Otomotif,
Pengenalan Batterai ACCU
By : Baehaqi
Baterai adalah alat
elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai litrik ke sistem starter mesin,
sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Alat ini
menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkannya bila
diperlukan dan mensuplainya ke masing-masing system kelistrikan atau alat yang
memerlukannya. Karena di dalam proses baterai kehilangan energi kimia, maka
alternator mensuplainya kembali ke dalam baterai. Baterai menyimpan listrik
dalam bentuk energi kimia.
Pada kendaraan
secara umum baterai berfungsi sebagai
sumber energi listrik pada kendaraan,
namun bila kita amati lebih
detail maka fungsi baterai adalah:
1)
Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris, penerangan, dsb.
2)
Saat starter untuk mengidupkan sistem starter
3)
Saat mesin hidup sebagai stabiliser
suplai listrik pada kendaraan, dimana pada saat hidup energi listrik bersumber
dari alternator.
Konstruksi
Di dalam baterai terdapat elektrolit asam sulfat,
elektroda positif dan negative dalam bentuk plat yang terbuat dari timah, karena itu baterai
sering disebut baterai timah. Baterai terdiri dari beberapa komponen antara lain: Kotak baterai, terminal
baterai, elektrolit baterai,
lubang elektrolit baterai, tutup baterai dan sel baterai. Dalam satu baterai terdiri dari beberapa sel baterai, tiap sel menghasilkan tegangan 2 - 2,2 V.
Baterai 6 V terdiri
dari 3 sel, dan baterai 12 V mempunyai 6 sel baterai yang dirangkai secara seri.
Tiap sel baterai
mempunyai lubang untuk mengisi elektrolit baterai, lubang
tersebut ditutup dengan
tutup baterai, pada tutup
terdapat lubang ventilasi
yang digunakan untuk mengalirkan uap dari
elektrolit baterai. Tiap sel baterai
terdapat plat positip,
saparator dan plat negatip,
plat positip berwarna coklat gelap (dark brown) dan plat negatip berwarna abu-abu
metalik (metallic gray).
Gambar. Konstruksi Baterai
Elektrolit Baterai
Elektrolit baterai merupakan campuran
antara air suling
(H2O) dengan asam sulfat (SO4), komposisi campuran adalah 64 % H2O dan dan
36 % SO4. Dari campuran
tersebut diperoleh elektrolit
baterai dengan berat jenis 1,270.
Gambar. Komposisi elektrolit baterai
Kotak Baterai
Wadah yang menampung
elektrolit dan elemen baterai disebut kotak baterai. Ruangan didalamnya dibagi menjadi ruangan
sesuai dengan jumlah selnya. Pada kotak baterai terdapat garis tanda upper
level
dan lower level , sebagai
indicator jumlah elektrolit.
Sumbat Ventilasi
Sumbat ventilasi ialah tutup untuk lubang pengisian
elektrolit. Sumbat ini juga berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen (yang
terbentuk saat pengisian)
dan uap asam sulfat di dalam baterai
dengan cara membiarkan
gas hidrogen keluar lewat lubang ventilasi,
sedangkan uap asam sulfat mengembun
pada tepian ventilasi dan
menetes kembali ke bawah.
Gambar. Kotak dan sumbat baterai
Reaksi Kimia pada Baterai
Baterai merupakan pembangkitan listrik
secara kimia.
Listrik dibangkitkan akibat reaksi kimia antara plat positip, elektrolit baterai dan plat negatip. Saat baterai dihubungkan dengan sumber listrik
arus searah maka terjadi proses pengisian (charge). Proses tersebut secara kimia dapat dirumuskan sebagai berikut:
Plat (+) + Elektrolit + Plat (-) Plat
(+) +
Elektrolit + Plat (-)
Pb
SO4 + 2 H2O + PbSO 4 PbO2 + 2H2SO4 + Pb
Saat sistem starter berfungsi maka energi listrik yang tersimpan di baterai akan mengalir ke beban, proses ini sering disebut proses
pengosongan (discharge). Proses pengosongan secara kimia dapat dirumuskan sebagai berikut:
Plat (+) + Elektrolit
+ Plat (-) Plat (+)
+ Elektrolit +
Plat (-)
Pb
SO4 + 2H2SO4 + PbSO4 PbO2 + 2 H2O + Pb
Dari reaksi kimia tersebut terdapat perbedaan elektrolit baterai saat kapasitas baterai penuh dan kosong, dimana saat baterai penuh elektroli terdiri dari 2H2SO4, sedangkan saat kosong elektrolit batarai adalah 2H2O.
Gambar. Proses pengisian dan pengosongan baterai
Rating Kapasitas Baterai
Energi yang tersimpan dalam baterai harus cukup kuat untuk starter, untuk itu baterai harus terisi penuh. Kapasitas baterai
menunjukkan jumlah listrik yang disimpan baterai
yang dapat dilepaskan sebagai sumber listrik.
Kapasitas baterai dipengaruhi oleh ukuran plat,
jumlah plat, jumlah sel dan jumlah
elektrolit baterai. Terdapat 3 ukuran
yang sering menunjukkan kapasitas baterai,
yaitu:
1) Cranking Current Ampere (CCA)
2) Reserve
Capacity
3) Ampere
Hour Capacity (AH)
1. Cranking Current Ampere (CCA)
Kapasitas baterai tergantung pada bahan plat yang bersinggungan dengan larutan elektrolit, bukan hanya jumlah plat tetapi besar ukuran (luas permukaan singgung)
pada plat yang akan menentukan kapasitasnya. The Internasional standard memberikan nilai untuk capasitas baterai
dengan Reserve Capacity
Kapasitas layanan adalah
banyaknya waktu dalam menit pada baterai yang diisi penuh dapat memberikan arus sebesar 25 ampere
pada 27 derajat Celsius setelah sistim pengisian
dilepas. Tegangan
tidak boleh turun dibawah 1.75 volt per sel (10.5 volt total untuk
baterai 12 volt).
2. Ampere Hour Capacity (AH)
Kapasitas baterai adalah banyaknya arus pada baterai yang diisi penuh
dapat menyediakan
arus selama 20 jam pada
27 derajat
Celsius, tanpa penurunan
tegangan tiap sel dibawah 1.75 volt. Sebagai contoh: Sebuah Baterai yang secara
terus
menerus mengalirkan 3 ampere untuk
20 jam dinilai memiliki 60 AH.
Rumus menentukan kapasitas baterai adalah:
3. AH = A (amper) x H (Jam)
JIS mendefinisikan kapasitas
baterai sebagai jumlah listrik yang
dilepaskan sampai tegangan
pengeluaran akhir menjadi 10,5 V dalam 5 jam. Sebagai
contoh baterai dalam
keadaan terisi penuh dikeluarkan muatannya secara terus menerus 10 A selama 5 jam sampai mencapai tegangan
pengeluaran akhir (10,5 V). Maka kapasitas
baterai ialah 50 AH (10 x 5 jam) 1 oC
Stiker Spesifikasi Baterai
Baterai otomotif yang baru memiliki striker yang ditempelkan untuk memberikan informasi tentang spesifikasi baterai tersebut, salah satu
model stiker baterai seperti tampak dibawah ini
Gambar. Spesifikasi baterai
Pada stiker di gambar di atas menunjukkan nomer kode area yaitu
N57. Baterai tersebut memiliki 11 plat per sel dengan nilai 380 Cold Cranking Ampere dan tegangan
baterai yang dihasilkan adalah 12 volt.
Keselamatan Kerja Saat Menguji Baterai
Sebelum melaksanakan pengujian tersebut perlu diperhatikan masalah keselamatan kerja. Hal-hal tersebut antara lain:
- Baterai pada umumnya berukuran besar dan berisi larutan asam sulfat, oleh karena itu harus hati-hati
jangan sampai cairan
baterai mengenahi pakaian, kulit
maupun kendaraan.
- Saat melepas baterai untuk menguji baterai perlu diperhatikan keamanan awal
yang diperlukan untuk
menghindari pemakai atau kerusakan alat elektronik akibat pelepasan baterai.
- Gunakan alat pelindung atau
alat pengaman, termasuk pemakaian alas kaki yang
sesuai dan pelindung mata
- Putuslah hubungan kabel baterai pada saat andaakan
memperbaiki beberapa bagian dari suatu sistem
rangkaian kelistrikan.
- Lepas hubungan terminal baterai ke ground terlebih dahulu, karena bila melepas terminal positip akan kemungkinan terjadi hubungan.
- Ingatlah baterai mudah menimbulkan arus energi listrik pada tenggang tinggi,
sehingga jam tangan logam perhiasan dan gelang sebaiknya tidak dikenakan pada saat anda bekerja dengan
baterai.
- Gas yang keluar dari bagian atas sel baterai
selama proses
pengisisan dan pengosongan bersifat mudah meledak, jangan menyalakan korek
atau merokok dekat lokasi pengisian baterai.
- Sebelum menghubungkan pengisian baterai, kedua terminal
baterai positif dan
negatif harus dilepaskan dari sistem rangkaian elektronik.
- Pada saat melakukan pengisian baterai, anda membutuhkan
udara yang bersih dan ventilasi
udara yang bebas dari bunga api atau
kemungkinan terjadi kebakaran.
- Apabila baterai anda
memiliki lubang ventilasi pengaman jangan
buka tutup penyumbatnya ketika melakukan proses pengisian,
bila baterai anda
tidak memiliki lubang pengaman, bukalah tutup penyumbatnya agar
gas hodrogen yang dihasilkan pada saat
proses pengisian dapat keluar.
- Jangan melepas atau menghubungkan terminal baterai saat alat pengisian bekerja.ini akan menyebabkan munculnya bunga api dan menyalakan/membakar gas hidrogen yang ada dalam baterai.
Gambar. Tanda
peringatan dilakasi yang menagani baterai
- Jangan meniup baterai dengan aliran udara, compresor udara dapat membuka tutup sel dan menyebarkan larutan elektrolit ke tubuh
anda.
- Untuk
mencegah yang aman, jangan salah memasang posisi
terminal baterai, ini akan membalik polarisasi dan
mengakibatkan rusaknya alternator dan sistem elektronik yang
mempergunakan semikonduktor.
- Untuk pencegahan, jangan
salah memasang posisi
terminal baterai, ini akan membalik polarisasi arus yang akan merusak
alternator dan sistem
kelistrikan yang menggunakan semi konduktor
Pertolongan Pertama
Asam sulfat, merupakan bahan elektrolit aktif pada baterai, yang bersifat
sangat korosif/merusak. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada semua bahan yang dikenainya. Ini akan menyebabkan keracunan atau luka bakar yang serius bila terkena kulit, dapat juga mengebabkan kebutaan bila mengenai
mata. Bila cairan asam baterai
mengenai kulit anda:
1. Basuhlah kulit anda dengan air yang bersih
2. Basuhlah berulang-ulang kurang lebih 5
menit, ini akan melarutkan asam pada air tersebut.
3. Bila Cairan asam mengenai mata anda, basuhlah mata anda dengan air berulang-ulang, dan segera pergi ke dokter.
4.
Larutan elektrolit juga berbahaya pada cat kendaraan, pada kasus lain larutan elektrolit
dapat menetesi cat, usaplah dengan air yang banyak.
Tag :
Otomotif,